SABADESA.ID. Pondokkasolandeh – Senin (5/6) Hari pertama BUM Desa Bhakti Karya Desa Pondokkasolandeh memulai usaha perdagangan ATK (Alat Tulis Kantor), Jasa pelayanan PPOB (payment point online bank) juga jasa percetakan (Foto, laminating, dll).

Plang Warung Bumdesa

Menurut Iwan (Direktur BUM Desa) usaha rintisan ini dipilih karena pertimbangan kecilnya resiko kerugian bila dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya. Usaha PPOB ini dapat dijalankan cukup dengan modal yang di depositkan. Adapun untuk perdagangan ATK setidaknya kebutuhan bisa menyasar kebutuhan  Desa dan Sekolah atau instansi lainnya yang terjangkau oleh unit usaha ini.

“Usaha BUM Desa ini baru kita mulai pada tahun 2017, kita (pemerintah desa) cukup berhati-hati dalam menentukan usaha BUM Desa ini karena kita sadar bahwa anggaran yang dijadikan modal harus bisa di pertanggung jawabkan”. Ungkap Iwan.

Sementara menurut Ato (Sekdes)  pada tahun 2017 ini  usaha yang dijalankan dapatan menjadi pembelajaran dan pengalaman  dalam mengembangkan usaha melalui BUM Desa, sementara itu sambil berjalan kita mengidentifikasi potensi usaha yang lebih menguntungkan bagi desa, pemanfaatan sumber daya dan aset desa juga bisa menjadi motor penggerak ekonomi warga desa.

“Usaha jasa pelayanan PPOB dan Perdagangan ATK ini sebagai permulaan sekaligus latihan bagi pelaku BUM Desa mengingat tahun 2017 ini adalah tahun pertama desa landeuh membentuk BUM Desa”. Harap Ato.

Pendamping Desa Parungkuda Bayu saat di termui oleh tim SABADESA.ID menjelaskan bahwa usaha PPOB ini sebentulnya berpotensi memberikan keuntungan yang menjanjikan jka bisa di kelola secara profesional dan menyeluruh.

Suasana Mudes Pendirian BUMDesa

“Berdasarkan data kependudukan, Desa Landeh itu memiliki 10.783 jiwa dan 343 kk. ini potensi yang bisa dekelola oleh desa karena praktis ada ratusan bahkan ribuan potensi transaksi pulsa, listrik, PDAM dll, ini menjanjikan”. Lanjut bayu.

“Tinggal di pikirkan secara teknis bagaimana caranya BUMDesa bisa menjemput bola dalam arti BUM Desa tidang menunggu konsumen datang ke desa tetapi sebaliknya usaha ini bisa di kembangkan berbasis RT/RW sehingga lebih dekat aksesnya kepada warga /konsumen, di era digital seperti sekarang, hal ini sangat dimungkinkan. Nanti kita pikirkan caranya!”. Pukas Bayu

Menurut Ato besaran anggaran yang digelontorkan melalui skema penyertaan modal desa – pembiayaan pada tahun 2017 ini sebesar 70 juta tetapi yang dicairkan pada tahap satu ini baru sekitar setengahnya.

“Pada tahun 2017 ini BUM Desa Bhakti Karya Desa mendapatkan suntikan modal yang bersumber dari DD (Dana Desa) sebesar 70 Juta sementara yang sudah di realisasikan pada tahap satu ini baru sebesar 39 Juta. ini dirasa cukup untuk modal awal yang penting usaha berjalan dan kita akan pantau perkembangannya” Tuup Ato. (B4y)

Bagikan Berita