
sambutan pendamping desa kecamatan Parungkuda
http://web.sabadesa.id/ Sukabumi, 23 September 2017
Pelatihan & Aksi Pengolahan Sampah dengan Tungku Gasifikasi
SABADESA.ID SUKABUMI – Pemdes Parungkuda menggelar pelatihan pengolahan sampah rumah tangga melalui pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG). Pelatihan tersebut juga sebagai ajang sosialisasi rekayasa teknologi pengolahan limbah dengan menggunakan tungku gasifikasi yang di inisiatori oleh Pendamping Desa Kecamatan Parungkuda dengan menghadirkan praktisi sekaligus perancang tungku gasifikasi. Pelatihan yang dilaksanakan pada Sabtu 23/09/17 ini dihadiri oleh sekmat, perangkat desa, pendamping desa, dan juga perwakilan masyarakat dari masing-masing ke-RW-an di Desa Parungkuda Parungkuda-Sukabumi.
Pelatihan tersebut dilaksanakan sebagai upaya keterlibatan Desa Parungkuda dalam mengambil bagian mengentaskan persoalan sampah dan lingkungan. Maka dalam aktivitasnya, pelatihan ini dirangkai dalam beberapa tahap kegiatan seperti sambutan, penyampaian materi dan dilanjutkan dengan aksi pengolahan sampah dengan tungku gasifikasi, serta kemudian di hari berikutnya dilakukan aksi pengolahan sampah dan aksi pembuatan lubang biopori di masing-masing RW.
Dalam sambutannya, Bayu Permana (PD Parungkuda) menyampaikan latar belakang pelaksanaan pelatihan ini. Ia mengatakan, “bahwa persoalan masyarakat hari ini salah satunya adalah sampah dan pencemaran lingkungan sehingga perlu adanya solusi yang tepat dalam mengatasi hal itu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam bentuk tungku gasifikasi yang secara khusus dirancang untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi energi terbarukan”. Katanya.
Selanjutnya sekdes parungkuda Oni Sudrajat juga menyampaikan sambutannya, “bahwa penyelenggaraan kegiatan ini dilakukan atas dasar musyawarah dengan unsur masyarakat di setiap dusun dan ke RW an”. Ia juga mengatakan, “kegiatan ini akan dibarengi dengan pembuatan biopori sebagai upaya meminimalisir kekeringan di musim kemarau”. Katanya.
Tungku gasifikasi dapat menjadikan limbah-limbah biomassa yang berupa material menjadi energi alternatif sebagai bahan bakar. Hasil pembakaran limbah pada tungku gasifikasi menghasilkan energi yang baik dan unggul dibanding pembakaran memakai tungku tradisional maupun kompor minyak tanah. Energi biomassa berasal dari bahan sampah atau limbah organik yang belum lama mati, seperti kertas koran, serpihan kayu, serbuk gergaji, cabang ranting pohon, sisa bambu, bonggol jagung, limbah pertanian dan lain-lain.
Dalam penyampaian materi Uju Mintarja sebagai praktisi rekayasa teknologi pengolahan limbah menyampaikan bahwa tungku gasifikasi dirancang dengan memanfaatkan panas yang maksimal dari limbah biomassa sehingga efektif dalam proses pencapaian titik didih. Karena asap yang merupakan sumber energi biomassa tidak terbuang dan sekaligus mengurangi keluarnya co2 yang juga sebagai salah satu sumber polusi udara. Ia juga menyampaikan bahwa tungku gasifikasi digunakan untuk keperluan memasak. Adapun cara pengunaanya yaitu dengan memasukan limbah biomassa kedalam tabung pembakaran kira-kira 1/3 bagian dari volume tabung. Kemudian diberi methanol secukupnya dan dipantik dengan api. Api akan menyala dengan intensitas penuh.
Selanjutnya dalam penutup kegiatan tersebut Abdul Naafi (sekmat Parungkuda) menyampaikan bahwa persoalan sampah merupakan problem nasional dan harus ada solusi dalam mengatasi nya. Pelatihan ini menjadi solusi dalam mengatasi persoalan tersebut, sehingga upaya yang dilakukan oleh pemdes Parungkuda sangat di apresiasi oleh kecamatan Parungkuda. Ia juga menyampaikan harapannya, “semoga kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai sumbangsing bagi ketahanan energi nasional serta mendukung upaya pemerintah dalam memasyarakatkan energi terbarukan”. Ujarnya. (asz)